Pendidikan holistik yang menjadi salah satu ciri khas kolese Jesuit di seluruh dunia memiliki nilai-nilai dasar (core values) yang dikenal dengan istilah 4C (Competence, Conscience, Compassion, Commitment). SMK Mikael Surakarta berkomitmen untuk selalu mengutamakan kualitas pendidikan, baik kualitas kompetensi maupun karakter para lulusannya.
Dalam prosesnya, SMK Mikael Surakarta tidak hanya menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mengarah kepada kompetensi dan ketrampilan saja, tetapi juga menyediakan kegiatan yang mengarahkan para siswanya untuk mampu berbelarasa kepada sesama. Salah satu kegiatan tersebut adalah Compassion Week, yang diberikan kepada para siswa kelas XI. Dalam kegiatan ini, para siswa akan dikirimkan ke tempat karya-karya sosial, dan berdinamika bersama para penghuni di sana. Beberapa lokasi karya sosial tersebut antara lain :
- Panti Wredha
- Panti Rehabilitasi Mental
- Panti Asuhan Cacat Ganda
Kegiatan Compassion Week baru dirintis sejak tahun 2022. Prinsip kegiatan Compassion Week adalah untuk melatih para siswa dalam berbelarasa kepada mereka yang selama ini tersisih, maupun disisihkan di masyarakat. Dalam istilah Keuskupan Agung Semarang, mereka disebut sebagai KLMTD (Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel). Lokasi tempat penugasan para siswa berada di daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Dalam kegiatan ini, siswa baru mengetahui tempat penugasan mereka ketika akan diberangkatkan, setelah dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2 sampai 5 siswa. Dengan bekal surat jalan dan biaya transportasi secukupnya, mereka berangkat ke tempat penugasan dengan menggunakan transportasi umum seperti bis kota, bis antarkota, maupun kereta api. Selain itu, mereka juga tidak diperkenankan membawa ponsel sebagai alat komunikasi. Dengan demikian, mereka juga dilatih untuk berani membangun komunikasi yang baik, khususnya kepada orang lain yang belum dikenal sebelumnya.
Di hari ketiga atau keempat, akan ada kunjungan dari guru pendamping di tempat penugasan siswa. Para pendamping akan meminta para siswa menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, mulai dari keberangkatan hingga saat berdinamika di tempat penugasan. Para pendamping juga memeriksa refleksi harian yang ditulis oleh siswa setiap hari. Karena inti dari pemaknaan kegiatan ini adalah berupa refleksi harian. Kegiatan yang tidak dimaknai dan direfleksikan, tentu akan menjadi kegiatan yang sia-sia. Para pendamping juga memberi petunjuk tentang kepulangan siswa dari tempat penugasan menuju SMK Mikael. Di hari terakhir, seluruh peserta dari berbagai tempat penugasan, kembali berkumpul di SMK Mikael untuk menutup rangkaian kegiatan Compassion Week ini dengan refleksi dan Ekaristi bersama.
Banyak pengalaman luar biasa yang didapatkan siswa selama mengikuti Compassion Week. Pengalaman-pengalaman tersebut sangat berharga dan dapat digunakan sebagai sarana untuk menyelami lebih dalam lingkungan sosial di sekitar kita. Selain itu, muncul pula pergulatan batin dalam diri para siswa selama mengikuti kegiatan Compassion Week, yang ternyata tanpa disadari menumbuhkan rasa peduli terhadap orang-orang yang tersingkir.
Kegiatan Compassion Week ini mengajarkan siswa banyak hal, terutama mengenai arti dari compassion. Para siswa belajar bagaimana memberikan hati dan waktu untuk mereka yang membutuhkan dan juga menerima orang lain tanpa melihat perbedaan. Para siswa juga banyak belajar dari mereka yang memiliki keterbatasan namun dapat berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain.
Alexander Arief
Guru & Sub Pamong SMK
Mikael 39